Makalah : Manusia dan Kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dewasa ini, perlu adanya pemahaman
mengenai manusia dan kebudayaanya yang lebih mendalam guna mempererat
persatuan dan kesatuan serta untuk menyadari adanya keanekaragaman budaya yang
berbeda di negara kita. Hal tersebut apabila tidak diperhatikan dengan baik
dapat menimbulkan perpecahan di dalam suatu negara yang majemuk ini. Sehingga
diperlukanya mata pelajaran yang mempelajari mengenai masalah – masalah sosial
serta kebudayaannya yang senantiasa berhubungan dengan manusia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah hakikat
manusia sebagi mahluk berbudaya ?
2. Apakah pola –pola kebudayaan itu ?
3. Apakah budaya memanusiakan manusia itu?
4. Apakah pengaruh budaya dalam kehidupan manusia?
C.
Tujuan
1. Mengetauhi hakikat manusia sebagai mahluk berbudaya.
2. Mengetauhi pola – pola kebudayaan.
3. Mengetauhi maksut budaya memanusiakan manusia.
4. Mengetauhi pengaruh budaya dalam kehidupan manusia.
BAB II
ISI
A. Hakikat Manusia sebagai Makluk
Berbudaya
Manusia dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia
adalah kumpulan dari partikel-pa rtikel atom yang membentuk jaringan sistem
yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari
berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan
dari energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong
dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia
merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ). Manusia
merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk
yang selalu ingin mempunyai kekuasaan( politik ).Dan lain sebagainya.
1. Manusia itu terdiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentan diri sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :
a. Id
Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasio naldan terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b. Ego.
Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran osial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego
Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
Kata
“manusia” sering kali digunakan dengan pengertian yang berbeda-beda, misalnya
(Mulyoto, 1989 : 59) berikut ini :
1. Manusia
tidak lain daripada binatang.
2. Manusia
adalah hasil sejarah.
3. Manusia
adalah makhluk kerohanian.
4. Manusia
adalah yang mencoba ntuk mempertahankan kemanusiannya di dalam krisis yang
terjadi.
Dari segi ilmiah terdapat beberapa pandangan tentang
hakikat manusia. Di sini akan dikemukakan pandangan dari aliran materialisme,
idealisme, realisme klasik,Humanistik dan Behaviorismel.
1. Pandangan
materialisme
Menurut
pandangan materialisme materi merupakan satu-satunya kenyataan dan salisme
beranggapan bahwa jiwa emua peristiwa terjadi karena proses material ini.
Pandangan ini menghasilkan pernyataan :
a. La
Metri mengatakan bahwa manusia tidak berbeda dengan binatang.
b. Ludwig
Feuerbach yang berpendapat bahwa hakikat dunia ini bersifat material.
c. Molem
Schott berpenfdapat bahwa hubungan antara otak dan pikiran seperti hubungan
antara air seni dengan ginjal.
d. Karl
Marx menganggap bahwa hakikat manusia itu selalu berubah tergantung dari
sejarah yang dilaluinya dan kebijakan yang ditetapkan negara.
2. Pandangan
Idealisme
Idealisme
beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya.
a. Idealisme
rasionalisme, manusia adalah makhluk berpikir.
b. Idealisme
Etis, manusia tidak sepenuhnya suci, tetapi kemanusiaan di dalam dirinya harus
suci karena merupakan subjek dari hukum kesusilaan.
c. Idealsime
Estetis, menganggap manusia menjadikan hidupnya sebagai suatu hasil karya seni.
Manusia harus berkembang sesuai dengan bakatnya dan harus selaras dengan dunia
luar.
3. Pandangan
Realisme Klasik
a. John
Wild, beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih
dipandang sebagai makhluk kejiwaan.
b. Hyle
dan Morphe, bahwa manusia merupakan makhluk yang hylomorpkistis, tersusun atas
materi dan jiwa.
4. Pandangan
Teologis
Teologis
membedakan manusia dari makhluk yang lain karena hubungannya dengan Tuhan.
a. Manusia
diciptakan oleh Tuhan dan tersusun atas tubuh dan roh, sebagaimana telah
dinyatakan dalam Al-Qur’an.
b. Manusia
adalah makhluk yang lemah, tergantung pada Tuhan, dan bersifat tidak kekal.
c. Manusia
adalah penanggung dosa, sebagaimana telah dinyatakan dalam Injil.
5.
Humanistik
Rogers, tokoh humanistik,
berpendapat bahwa manusia memeiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke hal
yang positif, manusia itu rasional ,tersosisalisasikan dan dalam beberapa hal
dapat menentukan nasibnya snediri. Menurut Rogers manusia dalam proses
menyadari, menjadi, tidak pernah berhenti, tidak pernah selesai atau sempurna.
6.
Behaviorisme
Mengangap bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif
yang tingkah lakunya dikontrol faktor – faktor dari luar. Lingkungan menjadi
penentu tunggal tingkah laku manusia. Teori ini di kritik merendahkan derajat
manusia karena mengingkari ciri- ciri penting seperti kemampuan memilih,
menetapkan tujuan dan mencipta.
Yang dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah salah
satu makhluk tuhan di dunia. Makhluk Tuhan di alam fana ini ada empat macam
yaitu alam, manusia, tumbuhan dan hewan.
Sifat-sifat
yang di miliki ke empat makhluk tuhan ersebut sebagai berikut:
1. Alam
memiliki sifat wujud
2. Tumbuhan
memiliki sifat wujud dan hidup.
3. Binatang
memiliki sifat wujud, hidup dan di bekali nafsu.
4. Manusia memiliki sifat wujud, hidup, di bekali
nafsu dan sifat budi.
Akal budi
merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusiayang tidak di miliki
makhluk lain. Kelebihan manusia di banding makhluk lain adalah akal budi.
Anugrah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal
adalah kemampuan kemampua manusia sebagai kodrat alami yang di miliki.
Budi berarti juga akal. Budi
berasal dari bahasa sansekerta budh yang artinya akal. Budi menurut kaus
lengkap bahasa Indonesia adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal
dan perasaan dan yang dapat mebedakan baik, buruk sesuatu. Budi dapat pula
berarti tabiat, perangai dan akhlak. Sutan takdir alisyahbana mengungkapkan
bahwa budilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang
bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian objektif
terhadap objek dan kejadian. Sehingga
manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebaikan,
kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk yang berbudaya
manusia mendaya gunakan akal, budinya untuk menmenciptakan kebahagiaan baik
bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai makhluk
berbudaya manusia menciptakan kebudayaan.
Leahy (1984)
mengemukakan adanya beberapa sifat dari pengetahuan manusia yang memperlihatkan
pesatnya manusia mengelola pengetahuannya, manusia bersifat :
1. Indrawi
lahir
2. Indrawi
batin
3. Perseptif
4. Refleksif
5. Diskursif
6. Intuitif
7. Induktif
8. Deduktif
9. Spekulatif
10. Sinergis
Melalui pemahaman tentang kekompleksan pengetahuan
manusia maka kita menjadi tahu bahwa
begitu banyak benda atau situasi yang bisa hadir pada manusia. Situasi itu
dapat bersifat abstrak, seperti lambang, definisi, neraka, atau konsep bisa
dipahami oleh manusia.Karena otak
manusia telah berevolusi sangat jauh melebihi otak makhluk yang lain.
Seorang
ahli psikologi Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup
mencakup lima tingkatan. Yaitu:
a. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan
ii merupakan kebutuhan awal, primer, dan vital. Seperti pakaian, makanan,
tempat tinggal.
b. Kebutuhan
akan rasa aman dan perlindungan
Kebutuhan
ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, ancaman penyakit,
perang dan kemiskinan.
c. Kebutuhan
sosial
Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan akan rasa di cintai, rasa setia kawan , persaahbatan.
Dll.
d. Kebutuhan
akan penghargaan
Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan akan di hargainya kemampuan, jabatan, setatus, pangkat,
dan sebagainya.
e. Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan untuk
memaksimalkan pengguaan potensi, kemampuan dan bakat, kreatifitas, prestasi dan
sebagainya.
B. Manusia
dan Hidup Berkelompok
Sehubungan
dengan masalah survival dalam kaitannya dengan kehidupan berkelompok terdapat 2
paham, yaitu egoistis dan paham altruistis. Egoisme merupkan asas mementingkan
diri sndiri daripada kelompok.
Manusia
alam rangka memenuhi ketujuh macam dorongannya memerlukan manusia yang lainnya.
Selain itu manusia juga tidak dikaruniai dengan alat fisik yang cukup untu
hidup sendiri. Sehingga agar dapat
bertahan hidup manusia memerlukan makhluk yang lainnya untuk membentuk suatu
kekuatan. Kekuatan yang ditimbulkan oleh kehidupan bersama ini tampak dari
karakteristik kolektivitas, di dalamnya terdapat (Koentjaraningrat, 1990 : 136)
1. Pembagian
kerja yang tetapantara berbagai macam subkesatuan golongan individu dalam
kolektif untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
2. Ketergantungan
individu dengan individu lain dalam kolektif sebagai akibat dari pembagian
kerja tersebut.
3. Komunikasi
antar individu yang diperlukan gunua melaksanakan kerja sama
4. Diskriminasi
yang diadakan antara individu-individu warga kolektif dan individu-individu
dari luarnya.
Dalam dunia manusia
terdapat berbagai macam wujud kolektivitas. Kolektivitas yang paling dekat dan
cakupannya sangat sempit adalah keluarga. Lebih luas lagi adalah rukun
tetangga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Koleksi
tersebut terbentuk atas dasar batas wilayah. Selain itu masih banyak lagi
batasan lainnya yang menjadi landasan pembentukan kolektivitas, misalnya
kesamaan bahasa, adat istiadat, agama, bahkan kolektivitas yang dominan ada pada
masyarakat industri, yaitu kolektivitas karena batasan kepentingan.
C. Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata
cultuur ( Bahasa Belanda ), culture ( Bahasa Ingris ), yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Akan tetapi ada yang berpendapat
bahwa kebudayaan berasal dari kata buddhayah ( Bahasa Sansekerta ), yaitu
bentuk jamak dari Buddhi yang berarti pikiran atau perasaan.
Berdasarkan arti kata tersebut,
kebudayaan mempunyai dua dimensi umum yaitu dapat diamati dan tidak dapat
diamati. Berdasarkan dimensinya kebudayaan secara umum didefinisikan ke dalam
dua aliran yaitu aliran ideasional dan aliran behaviorisme.
1. Definisi
kebudayaan dari aliran Ideasional
a. Edward
B. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkadung ilmu engetahuan, kepercyaan, kesenian, moral, serta
kebiasaan yang di dapat leh manusia sebagai anggota masyarakat..
b. C.
Kluckhohn dan W. H. Kelly berdasarkan wawancaranya dengan beberapa ahli
merumuskan kebudayaan sebagai pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah,
yang eksplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu
sebagai pedoman-pedoman yang potemnsial bagi tngkah laku manusia.
2. Definisi
Kebudayaan dari Aliran Behaviorisme (materialisme)
a. Kebudayaan
sebagai fenomena yang dapat diamati yaitu pola-pola kehidupan di dalam
komunitas, aktivitas yang berulang secara reguler serta pengturan material dan
sosial.
b. Eugene
A. Nida mengartika kebudayaan sebagai perilaku manusia yang diajarkan
terus-menerus dari generasi ke generasi berikutnya.
D. Pola-pola
Kebudayaan
Berdasarkan
wujud dan isinya, kebudayaan dapat dikarakteristikkan sebagai beikut (Perry,
1984)
1. Kebudayaan
adalah produk dari interaksi sosial.
2. Kebudayaan
meliputi seluruh pengetahuan, ide, nilai, tujuan, dan objek material yang
disebarkan oleh anggota masyarakat dan yang telah dilalui dari generasi ke
generasi.
3. Kebudayaan
dipelajari oleh masing-masing anggota masyarakat melalui proses sosialisasi.
4. Kebudayaan
menyediakan kebutuhan emosional dan biologis dari masing-masing anggota
masyarakat.
5. Masing-masing
masyarakat mengembangkan kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan lainnya. Salah
satu sifat dari kebudayaan adalah relativismenya. Kebudayaan tidak dapat
diperbandingkan mana yang lebih baik, lebih tinggi, lebih luhur, lebih
superior, daripada kebudayaan yang lainnya.
Sehubungan dengan kemampuan
masyarakat mengembangkan kebudayaanaya maka perkembanganya tersebut melalui
beberapa proses yaitu :
1. Evolusi
Evolusi merupakan pola perkembangan dimulai dari bentuk
yang rendah hinnga ke bentuk yang lebih tinngi.
2. Difusi
Perkembangan kebudayaan yang merupakan akibat migrasi
kelompok – kelompok manusia di dunia ini dan menimbulkan peleburan kebudayaan
yang kemudian mejadi satu dan antara kebudayaan yang satu dan yang lain.
3. Alkulturasi
Alkulturasi mengacu pada pengaruh satu kebudayaan
terhadap kebudayaan yang lain atau saling memepengaruhi sehingga kebudayaan
yang satu dan yang lain saling terpengaruh tetapi tidak menghilangkan
kebudayaan asli
E.
Cara Pandang Terhadap
Kebudayaan
Sebagaimana yang diketauhi
bahwa kebudayaan sering kali dipahami secara salah. Pemahaman secara salah ini
mengakibatkan munculnya rasa chuvinisme, pandangan yang menyatakan bahwa
kebudayaanya paling baik, yang menyebabkan munculnya pertentangan – pertentangan
antara pendukung kebudayaan tertentu. Cara pandang kebudayaan yang seharusnya
dipahami bahwa kebudayaan itu bersifat :
1.
Variatif
Kebudayaan meliputi semua aspek yang ada dalam kehidupan
manusia. Sehubungan dengan ini maka kebudayaan dibagi dalam tujuh unsur, yaitu
peralatan dan perlengkapan hidup, sistem mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, ilmu pengetauhan, kesenian dan religi.
2.
Relatif
Dengan berpatokan dengan relativisme budaya sebagai
tempat berpijak, yang ada hanyalah kebudayaan yg kompleks, yang dapaat dipakai
untuk beradaptasi dengan lingkungan atau yang tidak dapat. Dan apa yang
kompleks tidak selalu lebih tinggi dari apa yang kurang kmpleks. Relativisme
budaya sendiri mengemban pesan bahwa kebudayaan pada setiap suku bangsa yang terwujud
dalam kehidupan mereka merupakan sesuatu yang luhur, yang harus dihargai dan
tidak dirusak semena – mena.
3.
Universal
Beberapa aspek dari kebudayaan merupakan adat istiadat
atau praktik – praktik yang umum ada pada masyarakat. Seperti rumah adat Jawa adalah
Joglo tetapi kepercayaan yang diangagap melebihi kekuatan manusia yang disebut
agama atau religi ada pada setiap masyarakat.
4.
Counterculture
Kelompok yang dengan sadar berusaha membuang ( tidak
menerima ) kepercayaan, nilai dan norma dari mayoritas. Hal inilah yang
melahirkan subkebudayaan, yaitu kelompok – kelompok atau kategori – kategori
dari orang – orang yang kepercayaan, norma dan nilai – nilainya berbeda dengan
mayoritas.
F. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan
1.
Manusia dan kemanusiaan
Manusia merupakan
kata benda konkrit
sedangkan kemanusiaan merupakan
kata benda abstrak. Dengan demikian manusia tidak bisa dipiisahkan dengan kata
kemanusiaan.
Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk
yang tinggi harkat dan martabatnya. Kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan
hakikat dan sifat yang seharusnya di miliki oleh makhluk yang bernama manusia.
Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan atau tuntutan
untuk berkesesuaian dengan hakikat dari manusia.
2.
Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta yaitu budhayah yang merupakan bentuk jamk dari budhi
(budi atau akal) di artikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budhi dan akal. Ada pendapat lain yang engatakan
budaya berasal dari kata budi dan daya . Budi merupakan unsure rohani sedangkan
daya adalah unsure jasmani manusia.Dengan demikian budaya merupakan hasil budi
dan daya manusia.
G. Etika dan Estetika
Berbudaya
1. Etika
Manusia dalam berbudaya
Kata Etika berasal dari bahasa
Yunani yaitu ethos. Secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik, buruk,
yang di terima umum tentang sikap,
perbuatan kewajiban dan perbuatan. Etika bisa di samakan artinya dengan
moral(mores dalam bahasa latin) akhlak atau kesesuaian.
Etika berkaitan dengan nilai karena etika pada
pokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai
susila, atau tindak susila baik dan buruk. Dala hal in , etika termasuk dalam
kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik, buruk
perbuatan manusia.
2. Estetika
Manusia dalam berbudaya
Estetika dapat di katakan sebagai
teori tentang gkeindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan nilai indah,
jelek (tidak Indah). Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan. Keindahan
dapat di beri makna secara luas, secara sempit dan secara murni. Berikut
penjelasannya:
a. Secara
Luas
Keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala
sesuatu yang indah baik bersifat abstrak maupun yang nyata yang mengandung ide
keindahan dan kebaikan adalah indah.
b. Secara
Sempit
Yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi
pengelihatan (Bentuk dan Warna).
c. Secara
estetik murni
Menyangkut pengalaman estetik seseorang daam
hubungannya dengan segala sesuatu yang di resapinya melalui pengelihatan,
pendengaran, perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat mnimbulkan persepsi
(anggapan indah).
H. Budaya Memanusiakan Manusia
Manusia tidak hanya sebatas menjadi
homo, tetapi harus meningkatkan diri menjadi human. Manusia tidak hanya sebatas
menjadi homo, tapi harus meningkatkan
diri menjadi human. Manusia harus memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan
yang melekat dala dirinya. Manusia memiliki prikemanusiaan, tetapi binatang
tidak bisa dikatakan memiliki perikebinatangan. Hal ini karena binatang tidak
memiliki akal budi, sedangkan manusia memiliki akal budi yang isa memunculakn
rasa atau prikemanusiaan. Perilaku inilah yang mendorong perilaku baik sebagai
manusia.
Memanusiakan manusia berarti
perilaku manusia untuk senantiasa menghargai dan menghormati harkat dan drajat
manusia lain.
I. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang di ciptakan manusia dalam kelompo
dan wilayah yang berbeda-beda enghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap
persekutuan hidup hidup manusia (Masyarakat, suku atau bangsa) memiliki
kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Dalam memenuh kebutuhan hidupnya manusia
berinteraksi dengan manusia lain, dan masyarakat berinteraksi dengan masyarakat
lain. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan,
peubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.
1.
Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya adalah proses pemindahan,
penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara
berkesinambungan.
Pewarisan
Budaya dapat di lakukan dengan dua cara:
a. Proses
Enkulturasi
Yaitu pembudayaan adalah proses mempelajari dan
menyesuaikan pikiran dan sikap indifidu engan system, norma, adat, dan
peraturan hidup dalam proses kebudayaan.
b. Proses
Sosialisasi
Proses sosialisasi aau proses pemasyarakatan ialah
indifidu menyesuaikan diri dengan indifidu lain dalam masyarakatnya.
2.
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian di antara unsure-unsur
budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi
bagi kehidupan. Pembangunan
dan modernisasi termasuk pula dalam perubahan kebudayaan.
3.
Penyebaran Kebudayaan
Penyebarab kebudaaan (Difusi)
adalah proses menyebarnya unsure-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke
kelompok lain atau suatu kelompok ke kelompok lain. Kebudayaan kelompok
masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain.
Globalisasi budaya merupakan salah satu penyebaran suatu kebudayaan secara
meluas
J. Budaya dan Pengaruhnya
Bagi Manusia
a. Budaya
bagi Individu
Berbicara budaya adalah berbicara
pada ranah sosial sekaligus ranah indifidual. Pada ranah sosial di karenakan
budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun
kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan incidental. Dari
kehidupan bersama tersebut selanjutnya di adakanlah aturan-aturan, nilai-nilai
, kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan transcendental yang
kesemuanya berpengaruh sekaligus.
Sekaligus
menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan
bersama. Semua tata nilai, prilaku dan kepercayaan yang di miliki sekelompok
individu itulah yang di sebut budaya.
b. Kepribadian
dalam lintas budaya
Kebribadian merupakan konsep dasar
psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi dan
menjadi kerangka acuan dari pola pikir, perasaan dan prilaku indifidu manusia
serta bertindak sebagai asek fundamental dari setiap indifidu tersebut. Ia
merupakan aspek inti keberadaan manusia manusia yang karenanya tak lepas dari
konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstruk sosial.
Banyak penelitian yang telah mencoba menguji pengaruh serta hubungan dari
budaya dengan kepribadian sebagai bagian dari upaya memahami manusia secara
paripurna.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia merupakan salah satu atau
satu – satunya dari mahluk ciptaan Tuhan yang dikaruniani akal dan pikiran
sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan pengetauhan yang pada akhirnya
dapat melahirkan suatu kebudayaan. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari
budi dan daya dari manusia yang berkembang dan diikuti oleh masyarakat tertentu
sehingga antara masyarakat satu dan yang lain memiliki kebudayaan yang berbeda.
Manusia di dalam budaya tersebut memiliki kedudukan tertentu yang didikuti
oleh nilai – nilai etika dan estetika yang luhur yang dapat menimbulkan suatu
keindahan tertentu. Budaya sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan
manusia baik itu secara individu maupun secara lintas budaya.
B.
Saran
1.
Memperbanyak
membaca buku – buku yang relevan mengenai media dan sumber pembelajaran.
2.
Membaca dengan
cermat dan tliti disetiap pokok bahasan sehinnga dapat menimbulkan suatu pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Soegeng, A.Y. 2007.Filsafat Pendidikan. Semarang : Ikip
Pgri Semarang Press.
Budiawati,Yulia. Ilmu
Budaya Dasar. 2006. Jakarta: Universitas Terbuka
Fathoni, Abdurrahmat. 2006.
Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta Timur: Bumi Aksara
Comments
Post a Comment